KHUTBAHNASIONAL-Sudah pasti jika lebaran Idul Adha akan telah tiba maka khutbah dengan judul "Khutbah Idul Adha : Anak Shaleh, Jalan Surga Orang Tua" yang menjadi wajib anda ambil sebagai bahan anda untuk membuat khutbahnya. Berikut ini :
Khutbah
Idul Adha : Anak Shaleh, Jalan Surga Orang Tua
Khutbah Pertama :
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ
ِباللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا
أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ
وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا
وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ
اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ
اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنَّ
خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
Allahu
akbar, Allahu akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhamd
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Hari
ini, kita kembali menjadi saksi betapa luasnya kasih-sayang Allah Azza wa Jalla
kepada kita semua. Pagi hari ini, kita kembali merasakan betapa besarnya rahmat
dan ampunanNya untuk kita semua.
Dosa
demi dosa kita kerjakan nyaris sepanjang hari. Perintah demi perintahNya hampir
kita abaikan setiap saat. Tapi lihatlah, Allah Azza wa Jalla yang Maha Pengasih
itu tidak pernah bosan memberikan kesempatan demi kesempatan kepada kita untuk
bertaubat dan kembali padaNya. Allah Azza wa Jalla yang Maha Penyayang itu
tidak pernah menutup pintu ampunanNya yang luas.
Allahu
akbar, Allahu akbar, la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhmad
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Hari
Raya Idul Adha adalah kisah tentang sebuah keluarga mulia yang diabadikan oleh
Allah Azza wa Jalla untuk peradaban manusia. Itulah kisah keluarga Ibrahim
‘alaihissalam. Melalui kisah keluarga Ibrahim ‘alaihissalam itu, Allah Ta’ala
ingin menunjukkan kepada kita betapa pentingnya posisi keluarga dalam membangun
sebuah peradaban yang besar. Sebuah masyarakat yang bahagia dan sejahtera,
tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat.
Sebuah
masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera jika masyarakat itu
gagal dalam membangun keluarga-keluarga kecil yang ada di dalamnya.
Dan
jika kita berbicara tentang keluarga, maka itu artinya kita juga akan berbicara
tentang salah satu unsur terpenting keluarga yang bernama: Anak. Dalam kisah
keluarga Ibrahim ‘alaihissalam, sang anak itu “diperankan” oleh sosok Isma’il
‘alaihissalam.
Inilah
sosok anak teladan sepanjang zaman yang kemudian diangkat menjadi seorang nabi
oleh Allah Azza wa Jalla. Bahkan yang luar biasanya adalah melalui keturunan
Isma’il ‘alaihissalam inilah kemudian lahir sosok nabi dan rasul paling mulia
sepanjang sejarah manusia bahkan alam semesta, yaitu: Rasulullah Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Allahu
akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Saya
kira hampir semua dari kita mengikuti bagaimana anak-anak remaja kita yang
bergabung dalam geng-geng motor mulai berani melakukan tindakan-tindakan
anarkis yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Kita
semua juga nyaris menyaksikan setiap hari di sudut-sudut jalan raya, bagaimana
anak-anak kita dieksploitasi dan diperalat menjadi anak jalanan, mengemis dan
meminta-minta sambil mengisap lem dari balik bajunya yang lusuh dan kotor.
Saya
kira kita juga tahu hasil-hasil survey mutakhir yang menunjukkan bagaimana
jumlah ABG yang hamil di luar nikah terus meningkat dalam jumlah yang sangat
memprihatinkan.
Dan
itu semua barulah segelintir masalah dan problem anak-anak kita di masa kini…
Wallahul musta’an.
Allahu
akbar Allahu akbar La ilaha illaLlah Allahu akbar walillahilhamd…
Kaum
muslimin yang dimuliakan Allah!
Harus
kita akui dengan jujur bahwa salah satu penyebab utama terjadinya ini semua
adalah orangtua itu sendiri. Tidak sedikit Orangtua yang terjebak dalam dua
sikap ekstrem yang saling bertolak belakang: sikap yang memanjakan terlalu
berlebihan dan sikap pengabaian yang menelantarkan anak-anak.
Ada
orangtua yang menganggap bahwa kasih sayang kepada anak harus ditunjukkan
dengan pemberian dan pemenuhan segala keinginannya. Bahkan ada juga orangtua
yang memanjakan anak dengan segala fasilitas untuk mengangkat gengsinya sendiri
sebagai orangtua!
Pada
sisi yang lain, tidak sedikit orangtua yang tidak peduli dengan anak-anaknya.
Atau menunjukkan kepedulian dengan melakukan kekerasan demi kekerasan kepada
anak.
Karena
itu, di hari yang penuh berkah ini, marilah kita berhenti sejenak, membuka hati
untuk sejenak belajar dari ayahanda para nabi dan rasul, Nabiyullah Ibrahim
‘alaihissalam. Belajar tentang betapa pentingnya nilai keluarga kita, tentang
betapa pentingnya nilai seorang anak bagi orangtuanya di dunia dan akhirat.
Allahu
akbar Allahu akbar Allahu akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar
walillahil hamd…
Para
ayah dan bunda yang dimuliakan Allah!
Pelajaran
pertama dari kisah Ibrahim ‘alaihissalam adalah bahwa untuk mendapatkan anak
yang shaleh, maka orangtua terlebih dahulu berusaha menjadi orang yang shaleh.
Karena siap menjadi orangtua artinya siap menjadi teladan untuk keluarga, bukan
sekedar memberi makan dan mencukupi kebutuhan anak.
Keberhasilan
Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan karunia anak shaleh seperti Isma’il
‘alaihissalamadalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk
dirinya menjadi seorang hamba yang shaleh. Allah Azza wa Jalla menegaskan:
قَدْ
كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
“Sungguh
telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang
yang bersamanya.” (al-Mumtahanah: 4)
Pujian
Allah Azza wa Jalla untuk Ibrahim ‘alaihissalam ini tentu saja didapatkannya
setelah ia berusaha dan berusaha menjadi sosok pribadi yang dicintai oleh Allah
Azza wa Jalla.
Pertanyaannya
sekarang untuk kita semua adalah: siapakah di antara kita yang sejak awal
menjadi orangtua sudah berusaha untuk belajar dan berusaha menjadi orangtua
yang shaleh? Apakah kesibukan kita menshalehkan pribadi kita sudah menyamai
kesibukan kita mengurus rezki dan urusan dunia lainnya?
Prof.
DR. Abdul Karim Bakkar, seorang pakar pembinaan anak dan keluarga menegaskan:
“Tarbiyah dan pembinaan keluarga yang kita capai itu adalah gambaran tentang
bagaimana pembinaan pribadi kita sendiri!”
Allahu
akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar
walillahilhamd
Ma’asyiral
muslimin rahimahukumullah!
Pelajaran
kedua dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah jika ingin memiliki anak yang
shaleh, maka bersungguh-sungguhlah meminta dan mencita-citakannya dari Allah
Azza wa Jalla. Allah Ta’alamengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
tentang itu di dalam al-Qur’an:
رَبِّ
هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Tuhanku,
karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang shaleh.”
(al-Shaffat: 100)
رَبِّ اجْعَلْنِى
مُقِيمَ الصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ
دُعَآءِ
“Ya
Tuhanku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku. Ya
Tuhan kami, kabulkanlah doaku.” (Ibrahim: 40)
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Mungkin
banyak di antara kita yang sekedar “mau” memiliki anak yang shaleh. Tapi siapa
di antara kita yang sungguh-sungguh berdoa memintanya kepada Allah dengan
kelopak mata yang berderai air mata? Siapa di antara kita yang secara konsisten
menyelipkan doa-doa terbaiknya untuk keluarga dan anak-anaknya?
Allahu
akbar, Allahu akbar La ilaha illaLlahu Allahu akbar wa lillahilhamd…
Jika
kita memang sungguh-sungguh bercita-cita mendapatkan anak shaleh, maka kita
harus berpikir dan berusaha sungguh-sungguh pula mencari jalannya, sama bahkan
lebih dari saat kita bercita-cita ingin mempunyai penghasilan yang besar, rumah
tinggal impian dan kendaraan idaman kita. Berikut ini beberapa hal yang
sungguh-sungguh harus kita jalankan untuk mewujudkan impian “anak shaleh”
tersebut:
Pertama,
konsisten mencari rezki yang halal untuk keluarga:
Dalam
pandangan Islam, apa yang dikonsumsi oleh tubuh manusia akan berpengaruh
terhadap perilakunya. Karena itu, Islam mewajibkan kepada setiap orangtua untuk
memberikan hanya makanan halal yang diperoleh melalui harta yang halal kepada
anak-anak mereka. Bahkan nafkah yang halal untuk keluarga akan dinilai sebagai
sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:
إِنَّ
الْمُسْلِمَ إِذَا أَنْفَقَ عَلَى أَهْلِهِ كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً
“Sesungguhnya
seorang muslim itu jika ia memberi nafkah kepada keluarganya, maka itu akan
menjadi sedekah untuknya.” (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh al-Albani)
Usaha
memberikan nafkah yang halal tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi
orangtua. Dan untuk itu, kita harus selalu mengingat peringatan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tantangan tersebut. Beliau bersabda:
يَأْتِي
عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِي الْمَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ أَمِنَ الْحَلاَلِ
أَمْ مِنْ الْحَرَامِ
“Akan
datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi peduli apa yang
ia kumpulkan; apakah dari yang halal atau dari yang haram?” (HR. al-Bukhari)
Apakah
kita termasuk yang disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
hadits ini? Orang yang tidak peduli dari mana mengais dan membawa pulang nafkah
untuk keluarga; apakah itu dari hasil suap, korupsi dan manipulasi seperti yang
sekarang ini sedang menjadi trend sebagian pejabat di negeri ini?! Semoga saja
tidak, karena nafkah yang tidak halal yang tumbuh menjadi daging dalam tubuh.
Dan Rasulullah telah berpesan:
لَا
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنَ السُّحْتِ، النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Tidak
akan masuk surga daging tumbuh dari harta haram, karena neraka lebih pantas
untuknya.”(HR. al-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)
Allahu
akbar, Allahu akbar, la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhamd…
Kaum
muslimin yang dimuliakan Allah!
Yang
kedua, memberikan kasih sayang kepada anak tapi tidak memanjakannya:
Pada
hari ini, seiring dengan perkembangan teknologi yang nyaris tak terbendung,
kita sudah tidak aneh lagi melihat anak-anak yang dibekali oleh para orangtua
dengan peralatan-peralatan komunikasi yang bisa apa saja, termasuk mengakses
tayangan-tayangan pornografi.
Di
samping dampak lain seperti kecanduan game dan semacamnya yang semakin
merenggangkan hubungan komunikasi antara anak dan orangtua. Ini adalah satu
contoh kasus di mana mungkin saja kita menganggap itu sebagai bukti kasih
sayang kita kepada mereka.
Namun
marilah memikirkan dengan jernih bahwa bukti cinta dan sayang kita yang
sesungguhnya kepada mereka adalah dengan berusaha menyelamatkan mereka dari api
neraka. Allah Ta’alaberfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai
orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian dari api nerakan
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (al-Tahrim: 6)
Apakah
Anda rela membiarkan anak-anak Anda terpanggang di dalam kobaran api neraka?
Apakah kita rela membiarkan anak-anak yang kita sayangi itu menjadi bahan bakar
neraka Allah?Na’udzu billah min dzalik.
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Para
ayah dan bunda yang berbahagia!
Selanjutnya
yang ketiga adalah terus belajar dan belajar menjadi orangtua yang shaleh dan
cakap:
Apakah
kita sudah mengetahui semua panduan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam dalam mendidik anak?
Apakah
kita sudah memahami bagaimana menghadapi karakter anak kita yang berbeda-beda
itu?
Kita
tidak dilarang mempelajari konsep pendidikan anak dari siapa saja, tapi selalu
ingat bahwa konsep pendidikan dan pembinaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah yang terbaik dan yang wajib untuk kita jalankan. Tentu saja kita
tidak lupa untuk meneladani jejak para sahabat Nabi dan Ahlul bait beliau
secara benar, dan tidak berlebih-lebihan.
Cobalah
kita renungkan betapa banyaknya hal yang harus kita pelajari sebagai orangtua.
Karenanya sesibuk apapun urusan dunia kita, kita harus menyediakan waktu untuk
belajar menjadi orangtua yang shaleh dan cakap.
Itulah harga yang harus kita bayar untuk menyelamatkan keluarga kita
dari kobaran api neraka yang membara.
Allahu
akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil
hamd…
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Mengapa
kita harus benar-benar serius merancang kehadiran anak shaleh di dalam rumah
tangga kita? Menjawab pertanyaan itu, marilah merenungkan sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ini:
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ:
مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُو لَهُ
“Apabila
seorang insan meninggal dunia, akan terputuslah seluruh amalnya kecuali dari 3
hal: dari sedekah jariyah, atau dari ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh
yang berdoa untuknya.”(HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)
Melalui
hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa anak
yang shaleh adalah investasi yang tak ternilai harganya. Anak yang shaleh
adalah pelita yang tak padam meski kita telah terkubur dalam liang lahat. Anak
yang shaleh adalah sumber pahala yang tak putus meski tubuh kita telah hancur
berkalang tanah.
Sebaliknya,
anak-anak yang tidak shaleh kelak akan menjadi sumber bencana bagi kehidupan
kita para orangtua di akhirat, wal ‘iyadzu biLlah.
Allahu
akbar, Allahu akbar walillahil hamd…
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Namun
jika kita merasa gagal setelah mengerahkan upaya sungguh-sungguh untuk
menghadirkan sosok anak shaleh dalam rumah kita, janganlah kita berputus asa
kepada Allah Azza wa Jalla. Dalam kondisi putus asa seperti itu, kita harus
belajar dari kesabaran dan keteguhan Nabi Nuh‘alaihissalam yang terus mengajak
anaknya ikut bersamanya, meski kemudian anaknya memilih untuk durhaka kepada
Allah Ta’ala hingga akhir hayatnya.
Kesabaran
juga hal paling mendasar yang harus kita miliki dalam mengarungi bahtera rumah
tangga. Maraknya kasus perceraian adalah bukti bahwa banyak orangtua yang egois
memikirkan dirinya sendiri dan lupa bahwa anak-anak sangat membutuhkan sebuah
keluarga yang utuh. Karenanya, bersabarlah karena Allah selalu bersama dengan
orang-orang yang sabar.
Selanjutnya
kepada para pemilik dan pelaku media, ingatlah bahwa media-media yang Anda
miliki dan kelola telah terbukti sebagai alat paling efektif menyampaikan kebaikan dan keburukan.
Ingatlah, jika Anda mencari nafkah dengan cara menyebarkan nilai-nilai
kebatilan melalui media, maka itu akan menjadi nafkah haram untuk diri dan
keluarga Anda.
Kaum
muslimin yang dimuliakan Allah!
Sebelum
mengakhiri khutbah ini, marilah sejenak kita menyimak panduan singkat
menunaikan ibadah kurban kita hari ini hingga 3 hari ke depan.
Hewan
yang dapat dikurbankan adalah domba yang genap berusia 6 bulan, kambing yang
genap setahun, sapi yang genap 2 tahun. Syaratnya, hewan kurban tidak boleh
memiliki cacat atau penyakit yang bisa berpengaruh pada dagingnya, jumlah
maupun rasanya, misalnya: kepicakan pada mata, kepincangan pada kaki dan
penyakit pada kulit, kuku atau mulut.
Seekor
domba atau kambing hanya mencukupi untuk kurban satu orang saja, sedangkan
seekor sapi boleh berserikat untuk tujuh orang, kecuali berserikat pahala maka
boleh pada semua jenis tanpa batas. Sebaiknya pemilik kurban yang menyembelih
sendiri hewan kurbannya, tetapi bisa diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat
seorang muslim yang menjaga shalatnya, mengetahui hukum-hukum menyembelih dan
upahnya tidak diambilkan dari salah satu bagian hewan kurban itu sendiri, kulit
atau daging, meskipun dia juga bisa mendapat bagian dari hewan kurban sebagai
sedekah atau hadiah.
Waktu
penyembelihan hewan kurban adalah seusai pelaksanaan shalat Idul Adha hingga
tiga hari tasyriq setelahnya. Pembagian hewan kurban yang telah disembelih
dapat dibagi tiga bagian, sepertiga buat pemiliknya, sepertiga buat hadiah dan
sepertiga buat sedekah kepada fakir miskin. Pahala yang kita peroleh sangat
bergantung pada keikhlasan niat kita dalam menunaikan ibadah kurban ini.
Allahu
akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…
Di
penghujung khutbah ini, marilah sejenak kita menundukkan jiwa dan hati untuk
menyampaikan doa-doa kita kepada Sang Maha mendengar, Allah Azza wa Jalla.
Semoga doa-doa itu terhantarkan ke sisi Allah Ta’ala bersama dengan ibadah
kurban yang kita tunaikan hari ini.
الحمد
لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسوله الأمين و على آله وصحبه والتابعين،
اللَّهُمَّ
إِنَّا نَحْمَدُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُحْمَد وَنَشْكُرُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ
أَنْ تُشْكَر وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ فَإِنَّكَ أَنْتَ أَهْلُ
الْمَجْدِ وَالثَّناَءِ ،
رَبَّناَ
ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ ظُلْماً كَثِيْراَ وَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ
إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لَناَ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْناَ إِنَّكَ
أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْم
Ya
Allah, Engkaulah Tuhan yang menciptakan kami, Engkaulah satu-satuNya yang
berhak untuk kami sembah…Hari ini kami datang mengetuk pintu ampunanMu. Hari
ini kami hadir bersimpuh dengan peluh-peluh dosa yang melekat di tubuh kami
yang lemah ini. Ya Allah, betapa kami sering lupa bahwa kehidupan dunia ini
sangat singkat, hingga kami pun jatuh dan jatuh lagi dalam kedurhakaan terhadap
perintahMu. Ya Allah, ampunilah kami, ampunilah kami, ampunilah kami. Ya Allah,
jika Engkau menutup pintu ampunanMu yang agung, kepada siapa lagi kami harus
mencari ampunan…
Ya
Allah, ya Rabbana, dari bumi khatulistiwa ini, perkenankan doa kami untuk
saudara-saudara muslim kami yang terjajah dan tertindas di berbagai belahan
bumiMu. Ya Rabbana, berikan keteguhan dan kesabaran kepada saudara-saudara kami
di Syiria, Mesir, Palestina, Irak, Myanmar dan di manapun mereka yang
tertindas… Kerahkan bala tentaraMu di alam semesta ini untuk meluluhlantakkan
para penindas mereka sehancur-hancurnya… Lindungilah kehormatan mereka… Jadikan
mereka yang gugur sebagai syuhada’ yang selalu hidup di sisiMu… Segerakan
pertolonganMu untuk mereka, Ya Rabbal ‘alamin…
Ya
Allah, ya Rabbana, di sisa-sisa hidup kami ini, berikanlah kekuatan kepada kami
untuk selalu berbakti dan menjadi anak yang shaleh untuk ayah-bunda kami. Jika
mereka masih hidup, izinkanlah kami untuk berkhidmat dan melayani mereka dengan
sebaik-baiknya di sisa-sisa usia mereka… Jika ayah-bunda kami telah tiada, maka
izinkanlah kami untuk menjadi sisa-sisa kebaikan mereka yang terus-menerus
menjadi ladang kebaikan penerang alam kubur mereka… Ya Allah, ampuni, ampuni,
ampuni durhaka kami kepada ayah-bunda kami…
Ya
Allah, ya Rabbana, berikan kami kekuatan dan kemampuan untuk menjadi orangtua
yang terbaik untuk putra-putri kami… Hanya Engkau satu-satuNya yang dapat
memberikan kekuatan untuk mendidik mereka dengan sebaik-baiknya… Ya Allah,
jadikan anak-anak kami sebagai penyejuk hati kami, yang selalu mendoakan kami
saat kami sendiri dalam kegelapan alam kubur… Ya Allah, karuniakan kepada kami
anak-anak yang mencintai al-Qur’an dan Sunnah NabiMu…
Ya
Allah, selamatkan negeri ini dari pemimpin-pemimpin yang zhalim… Selamatkan
negeri ini dari kerakusan para koruptor yang tidak bertanggung jawab…
Karuniakan untuk kami para pemimpin yang adil dan mencintai SyariatMu… Izinkan
kami untuk menikmati indahnya negeri ini di bawah naungan SyariatMu yang Maha
Adil…
Ya
Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah doa kami, penuhilah permintaan
kami, kamilah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha
Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik
Pemberi yang diharap.
رَبَّناَ
لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى
اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ ، وَصَلَّى اللهُ
وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
.
Untuk mendowload khutbah ini silahkan Download Khutbah Idul Adhha 07
Semoga menjadikan referensi buat anda khususnya yang mencari khusbah hari raya yaitu Idul Adha.