KHUTBAHNASIONAL-Khutbah ini sangat cocok pada waktu akan diadakan haji sebagaimana memberikan pengetahuan kepada jamaah kita, silahkan berikut ini khutbahnya :
Haji Mabrur: Arti, Tanda, dan Doa
Khutbah Pertama :
إِنَّ
الحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أنْفُسِنَا وَسَيِّئاَتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلا
مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِياً مُرْشِدًا، أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه، بَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَأدَّى الأمَانَةَ،
وَنَصَحَ الأمَّة، وَجَاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ حَتىَّ أتَاهُ اليَقِيْن.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسلم وَبَارك عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدَ، وَعَلىَ آلِهِ
وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهمْ بِإحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّينِ،
أمَّا
بَعْدُ، فَياَ عِباَدَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال تعالى يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ
ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ (١٠٢)
Ma’asyiral Muslimiin, jamaah shalat
jumat yang semoga senantiasa dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala...
Alhamdulilahirabbil’alamiin... Segala pujian hanya tertuju kepada
Allah, Rabb semesta alam. Tak ada yang lain yang lebih patut untuk kita
puja-puji atas semua nikmat yang telah kita peroleh selain puja-puji kepada
Allah.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shalallahu’alaihi wasallam. Oleh karena perantara beliaulah Allah memberikan
kita semua nikmat yang paling besar, yakni nikmat Islam dan iman, yang ada
kalanya kita masih jarang mensyukurinya.
Doa kita hendaknya juga tak henti-hentinya mengalir kepada keluarga
beliau, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabiin, ulama, mujahidin, dan seluruh
umat Islam yang ada di seluruh penjuru dunia. Aamin yaa rabbal alamin.
Jama’ah shalat jumat yang semoga senantiasa dirahmati Allah...
Musim haji telah usai. Para tamu Allah Subhanahu Wa Ta’ala satu per
satu mulai kembali ke tanah air mereka masing-masing. Alhamdulilah, beberapa
dari mereka pun kini telah hadir bersama kita. Maka kami ucapkan, Ahlan wa
sahlan... Barra amalu... Semoga Allah menjadikan amalan Anda mabrur.
Jamaah shalat Jumat yang semoga senantiasa dirahmati Allah...
Tidak semua yang mampu menjalankan haji otomatis langsung dijamin
masuk surga dan terhindar dari siksa api neraka. Kenapa? Karena hanya haji yang
mabrur sajalah yang mendapat jaminan masuk surga berdasarkan sabda Rasulullah
Shalallahu’alaihi wasallam,
“Umrah ke umrah menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada pahala
bagi haji mabrur kecuali surga,” (Muttafaq Alaihi).
Maka apa yang dimaksud dengan haji yang mabrur? Apa saja tanda-tanda
haji yang mabrur? Dan adakah doa agar diberi haji yang mabrur? Inilah yang akan
kami nasihatkan kepada diri saya sendiri dan juga kepada seluruh jamaah shalat
jumat yang semoga dirahmati Allah.
Ma’asyiral Muslimiin, Rahimatulullah...
Kata “mabrur” berasal dari kata “Birr” yang berarti ketaatan.
Pengarang kitab Riyadhus Shalihin, Al Imam An-Nawawi Rahimahullah menyatakan
bahwa “haji yang mabrur adalah haji yang tidak ternodai oleh dosa.” Definisi
haji yang mabrur tersebut juga didukung oleh Imam Al-Qurthubi yang menyatakan
bahwa “haji yang mabrur adalah haji yang tidak dikotori oleh maksiat.”
Lantas, dapatkah seseorang yang diberi kemampuan untuk melaksanakan
ibadah haji di tanah suci kemudian terjerumus dalam dosa? Hal tersebut bisa
saja. Sungguh, betapa banyak di antara umat ini yang menunaikan ibadah haji
dengan harta haram, diperoleh dari hasil riba, diperoleh dari harta korupsi.
Betapa banyak pula umat ini yang berhaji hanya karena riya, agar dipanggil Pak
Haji, Bu Hajah, dan lain sebagainya. Rasulullah bersabda,
“Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan harta haram, kemudian
ia mengendarai tunggangan dan mengatakan,”Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka,
yang berada di langit menyeru,” Tidak labbaik! Dan kau tidak memperoleh
kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangan dosa dan
tidak diterima," (Riwayat At Thabrani).
Jamaah shalat Jumat rahimatulullah...
Itulah arti haji mabrur. Haji yang dilakukan dengan niat yang benar,
tidak riya atau pamer, dan didanai dengan harta yang halal, bukan dari riba
atau hasil korupsi, serta dilakukan dengan cara yang benar. Maka, mari kita
coba tengok, seperti apa tanda-tanda haji mabrur itu?
Jamaah shalat Jumat rahimatulullah...
Imam An-Nawawi menyatakan bahwa tanda haji mabrur adalah adanya
perubahan menuju yang lebih baik setelah pulang dari menunaikan haji. Maka,
mari kita tinjau dalam hal apa minimal seorang haji harus melakukan perubahan
dalam dirinya agar menjadi lebih baik dan agar menjadi haji yang mabrur.
Pertama, seorang haji yang mabrur adalah haji yang tidak lagi
melakukan maksiat atau dosa seperti yang biasa dilakukan sebelum berhaji.
Pendapat inilah yang diusung oleh Imam Al-Qurthubi yang mengatakan, “Haji
mabrur adalah haji yang tidak lagi gemar bermaksiat setelah pulang haji.”
Jika sebelum berhaji ia sering melakukan suatu maksiat, setelah
berhaji ia tidak lagi melakukan maksiat yang sama. Jika sebelum berhaji ia
senantiasa melakukan dosa, setelah berhaji ia tiada lagi mengulangi dosa yang
sama. Maka ketahuilah, haji yang seperti itulah haji yang mabrur yang dijamin
dengan surga.
Kedua, seorang haji yang mabrur adalah haji yang melakukan perubahan
ke arah yang lebih baik dalam hal keyakinan, atau iman, atau aqidah, atau
tauhid. Seseorang yang melakukan ibadah haji pasti melakukan thawaf
mengelilingi Ka’bah. Ia pasti juga melakukan shalat dengan menghadap langsung
ke arah Ka’bah. Kita umat Islam tidak menyembah Ka’bah. Ka’bah adalah
representasi dari Tuhan yang satu, siapa? Allah! Ilah yang satu, siapa? Allah!
Dan Rabb yang satu... Allah Subhanahu Wa Ta'ala!
Maka, setelah melakukan perjalanan spiritual seperti itu hendaknya
seorang haji semakin meningkat ketauhidannya kepada Allah, meningkat imannya,
dan semakin mantap akidahnya. Bukanlah haji yang mabrur jika setelah berhaji ia
masih melakukan syirik. Bukanlah haji yang mabrur jika setelah berhaji ia lebih
takut kepada manusia daripada kepada Allah. Dan bukanlah haji yang mabrur jika
setelah berhaji ia masih menganggap ada syariat yang lebih utama selain syariat
Islam.
Jamaah shalat Jumat Rahimatulullah...
Tanda haji mabrur yang ketiga adalah adanya perubahan ke arah yang
lebih baik dalam hal ibadah. Seorang haji yang mabrur adalah haji semakin
meningkat kuantitas dan kualitas ibadahnya setelah berhaji. Jika semula ia
enggan mendirikan shalat berjamaah, maka setelah berhaji ia rutin menjalankan
shalat secara berjamaah. Jika semula ia enggan tadarus Quran, maka setelah
berhaji ia jadi rajin membaca Quran.
Namun sayang, betapa banyak jamaah haji kita yang lebih memilih
menjalankan shalat wajib di pemondokan haji daripada berjamaah di Masjidil
Haram. Dan sekali lagi sayang, betapa banyak jamaah haji yang lebih memilih
berbelanja, foto-foto, dan jalan-jalan di waktu senggang daripda merenungi
ayat-ayat Allah yang tertulis dalam Quran. Naudzubillahi min dzalik.
Keempat, tanda haji mabrur adalah terjadi perubahan dalam hal muamalah
dan akhlak. Muamalah adalah hal-hal yang terkait dengan hubungan sesama
manusia. Terkait dengan perubahan ke arah yang lebih baik dalam bidang
muamalah, Rasulullah mengajarkan kita bahwa haji yang mabrur adalah haji yang,
“Suka bersedekah dengan bentuk memberi makan dan memiliki tutur kata yang
baik,” (HR Hakim, Hadist Hasan).
Terakhir, tanda haji mabrur adalah zuhud. Al Imam Hasan Al-Basri
mengatakan bahwa, “Haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia
dan mencintai akhirat.” Subhanallah... Inilah tanda haji mabrur yang paling
berat. Ketika umat Islam mengeluarkan uang yang banyak untuk beribadah haji,
dan juga sering berdoa agar uang tersebut diganti oleh Allah dengan jumlah yang
lebih besar, ternyata salah satu tanda diterimanya ibadah haji adalah zuhud.
Zuhud adalah sederhana. Zuhud terhadap dunia adalah biasa saja dalam
mencari kekayaan duniawi. Zuhud adalah mencari harta sebatas apa yang kita
perlukan, sebatas apa yang kita butuhkan, bukan sebanyak apa yang bisa kita
kumpulkan, atau sebanyak apa yang bisa kita timbun.
اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ
“Ketahuilah olehmu semua, bahwasanya
kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda-gurau, perhiasan dan
bermegah-megah antara sesamamu, berlomba banyak kekayaan dan anak-anak,”
(Al-Hadid: 20).
أَلْهَاكُمُ
التَّكَاثُرُ حَتَّىٰ زُرْتُمُ
الْمَقَابِرَ
"Engkau semua dilalaikan oleh
perlombaan mencari kekayaan, sehingga engkau semua mengunjungi kubur -yakni
sampai mati,” (At-Takatsur: 1-2).
SELESAI